Selamat Hari Raya Idul Fitri 1-2 Syawal 1441 H
Sesungguhnya,
hakikat hari raya Idul Fitri adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas
nafsu dimedan jihad Ramadhan. Setelah berhasill menundukkan nafsu, kita dapat
kembali ke fitrah. Kembali ke fitrah (Idul Fitri) berarti kembali ke asal
kejadian.
Manusia
terlahir tanpa beban kesalahan apa pun. Tiap insan lahir suci tanpa noda dan
dosa. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis, "Setiap
kelahiran itu adalah fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
(anak-anak mereka) Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi."
Idul
Fitri ini juga populer dengan sebutan Lebaran. Lebaran berasal dari akar kata
lebar yang maknanya tentu agar di hari raya kita harus berdada lebar (lapang
dada). Sifat lapang dada untuk meminta dan sekaligus memberi maaf (al-‘afwu:
menghapus, yakni menghapus kesalahan) kepada sesama.
Sebagai
manusia yang memiliki potensi untuk berbuat salah dan khilaf, maka saatnya kita
menyadari kesalahan dan berusaha kembali ke fitrah dengan cara memperbaiki
hubungan sesama (human relations) secara baik.
Hari
raya Idul Fitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal
dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial
yang baik (hablun minnannas). Dengan begitu, terbentuklah garis plus tanda
positif (+) dari persinggungan antara yang vertikal dan horizontal tadi.
Sementara
itu, dalam bahasa Madura, Lebaran/hari raya Idul Fitri disebut telasan. Itu
dari akar kata ‘telas’ yang bermakna 'habis.' Jadi, telasan artinya
'habis-habisan' dalam melebur dosa, kesalahan, dan kekhilafan, baik terhadap
Allah SWT maupun manusia sebagai sesama makhluk-Nya.
Makna
telasan jangan sampai bergeser, yakni bukan mau habis-habisan melebur dosa dan
noda, tetapi malah habis-habisan dalam memborong pakaian dan jajan Lebaran.
Alangkah
ruginya jika umat Islam tak memanfaatkan silaturohim untuk mengonstruksi hablun
minannas dengan saksama dan optimal.
Selain
itu, kita juga bisa memanfaatkan halalbihalal, yang merupakan tradisi khas
bangsa, yang telah diwariskan oleh nenek-moyang sejak bertahun-tahun.
Barangkali ‘lembaga’ ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk wadah
silaturahim masyarakat.
Dengan
catatan tidak mementingkan pesta dan hura-huranya, akan tetapi lebih
mengutamakan pendekatan kekeluargaan yang diwarnai kasih sayang di antara
sesama insan.
Semoga
kita bisa dapat menjaga fitrah. Minal ‘aidin wal faizin (artinya: mudah-mudahan
kita termasuk yang kembali ke fitrah dan jadi orang-orang yang sukses).
Ada
yang berbeda di bulan puasa dan Idul Fitri tahun 2020 ini, di mana kita tidak
bisa berjabat tangan, berpelukan, dan sungkem untuk menghindari penyebaran
virus corona.
Hati
ini tentu sangat sedih dan akan merasakan kehilangan yang sangat dalam, di mana
kita tidak lagi merayakannya dengan penuh suka cita. Namun demi kebaikan kita
semua, itu harus dilakukan agar wabah segera pergi dari bumi Indonesia
tercinta.
Meskipun
kita tidak bisa mudik dan terpisah jauh dengan keluarga, saudara dan
teman-teman. Kita masih bisa mengucapkan permohonan maaf baik melalui telepon,
status WhatsApp, postingan Instagram hingga Facebook.
Apalagi
di era teknologi modern seperti saat ini, menelpon terkadang bukan menjadi
prioritas utama. Dan berkirim pesan berupa ucapat dan kata-kata selalu datang
silih berganti.
Sehingga
dengan demikian kita wajib melakukan Halal bi Halal dengan mengikuti protokol
kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kita, agar bisa memutus mata
rantai penyebaran virus corona.
Allaahu
akbar… Allaahu akbar… Allaahu akbar… Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar ...
Allaahu akbar walillaahil ham
Lantunan
indah suara takbir telah berkumandang, sudah saatnya kami Keluarga Besar SMA
PGRI LAWANG mengucapkan "Tabbakallahu Minna Wa Minkum, Minal Aidin Wal Faidzin,
Mohon Maaf Lahir dan Batin."
" SELAMAT
HARI RAYA IDUL FITRI 1441 H. "
# Bravo Smaprila Jaya
# smapgrilawang
# smapgrila
Komentar
Posting Komentar